|
Lebah Madu |
oleh Hanina Syahidah untuk ISLAM Bersatu Muallaf Berseru
بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Berdasarkan ayat ini:
ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا
يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ
لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah
jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke
luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat
obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan.” (QS.An-Nahl:69)
Pertanyaan yg sering dipakai penganut agama tetangga sebelah biasanya:
1. Apa benar madu berasal dari perut lebah??
Jawaban:
Perhatikan gambar anatomi tubuh lebah berikut:
Dari Perut Lebah Itu Keluar Minuman Yang Bermacam-Macam Warnanya…
Dari illustrasi anatomi lebah diatas, kita dapat segera tahu bahwa
meskipun madu dikeluarkan dari perut lebah (di dalam Al Qur’an
disebutkan di Surat An Nahl Ayat 69 ”….Dari perut lebah itu keluar
minuman yang bermacam-macam warnanya…”), namun ternyata madu ditempatkan
di tempat khusus dalam perut lebah yang disebut perut madu (honey
stomach, honey sac atau crop) yang terpisah dari perut besar lebah
(large intestine atau stomach). Di dalam perut madu tersebutlah proses
penguraian gula komplek (disakarida) diubah menjadi gula sederhana atau
mono sakarida.
Sering terjadi kesalahpahaman oleh masyarakat bahwa madu adalah kotoran
lebah karena berasal dari perut lebah. Madu bukanlah kotoran lebah
meskipun dalam prosesnya melalui perut lebah. Honey sac yang berada di
perut lebah sebenarnya lebih merupakan tempat penyimpanan khusus untuk
madu selama perjalanan lebah pekerja dari tempat pengambilan nectar
sampai ke sarangnya. Selanjutnya nectar yang mayoritas berupa gula
disakarida dalam bentuk sukrosa mengalami proses fisika dan kimia
sekaligus selama perjalanannya di perut lebah dan dilanjutkan di sarang
lebah.
Nectar yang diambil dari bunga-bunga tanaman mengandung gula dan kadar
air yang tinggi (sekitar 60%), untuk menjadi madu kadar air ini harus
diturunkan secara significant menjadi sekitar 20 % atau bahkan lebih
rendah lagi. Proses fisika penurunan kadar air ini mulai terjadi pada
saat lebah menjulurkan lidahnya (proboscis) untuk memindahkan Madu
sedikit demi sedikit dari dalam perut madu (honey sac) ke sarang lebah.
Didalam sarang lebah kadar air terus diturunkan lebih lanjut dengan laju
penurunan yang lebih tinggi melalui putaran sayap-sayap lebah yang
terus menerus mensirkulasikan hawa hangat ke seluruh ruangan dalam
sarang lebah.
Proses kimia dari nectar menjadi Madu terjadi di dalam perut lebah
ketika enzym invertase mengubah sukrosa (disakarida) menjadi glukosa dan
fruktosa yang keduanya merupakan monosakarida seperti ditunjukkan di
ilustrasi di bawah:
Jadi tidak ada yg salah dengan pernyataan madu berasal dari perut lebah.
silahkan cek keilmiahannya di situs ini:http://www.miliardermelianature.com/artikel8.php
2. Apa benar Madu bisa menyembuhkan semua penyakit? Kok bertentangan
dengan kenyataan ya, tidak semua penyakit bisa disembuhkan dengan madu
Jawaban:
Ayat diatas tidak mengatakan:
فِيهِ الشِفَاءَ لِلنَّاسِ
baca : “fiihi asy-syifaa linnaas” (dengan bentuk ma’rifat dengan kata
syifaa yg ditulis dengan Asy-Syifaa), karena jika demikian maka maknanya
madu itu mengobati segala penyakit manusia. Namun tidak demikian, yang
dikatakan adalah: فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ baca : “fiihi syifaa’un
linnaas” dengan bentuk nakirah, yang artinya bahwa madu itu memiliki
faktor yang dapat menyembuhkan penyakit manusia, bukan semua
penyakit.Untuk memahami ma’rifat & nasirah dalam ilmu nahwu sorof,
maka harus bisa membaca huruf hijaiyah alias belajar ngaji dulu, bakalan
ribet kalau mau menjelaskan hal serumit ini sama orang yg buta tulisan
arab sama sekali, buat yg mau faham apa itu ma’rifat & nakirah
silahkan buka link ini:
http://nahwusharaf.wordpress.com/terjemah-alfiyah-ibnu-malik/bab-nakirah-dan-marifat/
Penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa didalam unsur madu terdapat
obat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Pembahasannya tentu akan
melebar jika seluruh penyakit yang dapat diobati dengan madu disebutkan
semuanya. Berikut saya paparkan sebagian khasiat madu sebagai obat:
Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran, madu adalah “obat bagi manusia”.
Fakta ilmiah ini telah dibenarkan oleh para ilmuwan yang bertemu pada
Konferensi Apikultur Sedunia (World Apiculture Conference) yang
diselenggarakan pada tanggal 20-26 September 1993 di Cina. Konferensi
tersebut membahas pengobatan dengan menggunakan ramuan yang berasal dari
madu. Seorang dokter Rumania mengatakan bahwa ia mengujikan madu untuk
pengobatan pasien katarak, dan 2002 dari 2094 pasiennya sembuh total.
Para dokter Polandia juga menyatakan dalam konferensi tersebut bahwa
resin lebah dapat membantu penyembuhan banyak penyakit seperti wasir,
masalah kulit, penyakit ginekologis, dan berbagai penyakit lainnya.
Contoh manfaat madu dalam dunia medis meliputi: menguatkan otot jantung,
sehingga digunakan juga pada kasus nyeri dada akibat serangan jantung
(angina pectoris) dan setelah operasi jantung; menangkal reaksi garam
makanan, sehingga digunakan pada kasus tekanan darah
tinggi; untuk masalah THT dan
pernafasan, madu dapat meredakan hidung tersumbat, nyeri tenggorok
termasuk tonsilitis, batuk, menghilangkan dahak; untuk pencernaan, madu
digunakan dalam mengatasi gangguan pencernaan akibat kurangnya enzim
pencernaan, madu juga dapat menyembuhkan luka (tukak) lambung dan usus
12 jari, menguatkan hati, menghancurkan batu empedu, terutama jika
ditambah royal jelly dan bee pollen; madu juga baik untuk pasien
neurosis seperti depresi ditandai berkurangnya tremor (buyuten) dan
jantung berdebar, pasien psikotik seperti schizofrenia, kecanduan
alkohol dan morfin, insomnia; memelihara kesehatan saluran kemih, mulut
dan kulit, dan masih banyak lagi.
Sindrom dalam TCM yang bisa ditangani:
Madu mempunyai rasa yang manis dan sifatnya hangat. Dari rasa dan sifat
inilah madu akan memperbaiki pencernaan. Karena organ limpa/pencernaan
membutuhkan rasa manis dan menyukai yang hangat. Sindrom dalam TCM (
Saya sampaikan yang umum saja ) yang bisa ditangani dengan madu adalah
Sindrom Dingin
Sindrom ini bersifat Yin, disebabkan oleh serangan faktor patogen dingin
atau kelemahan Yang organ tubuh akibat penyekit kronis. Manifestasi
klinis yang muncul adalah takut dingin, suka hangat, nafsu makan
berkurang, tidak haus, wajah pucat, ekstremitas dingin, urine banyak dan
jernih, feses lembek, diare, dahak encer, lidah pucat dengan lapisan
putih serta nadi lamban dan tegang.
Sindrom Kelemahan Qi
Sindrom ini ditandai oleh kelemahan Qi organ tubuh, pada umumnya
disebabkan oleh penyakit kronis yang melemahkan organ tubuh atau usia
lanjut. Manifestasi klinis yang muncul tergantung pada organ yang
tersangkut. Beberapa diantaranya kelelahan, badan lemas, batuk, sesak
napas, pusing, berkeringat spontan, daya pertahanan lemah, nafsu makan
berkurang, diare, urine berlebihan, lidah pucat dengan lapisan putih,
dan nadi lemah.
Sindrom kelemahan Yang
Sindrom ini bersifat dingin-lembab, pada umumnya disebabkan oleh
penyakit kronis yang telah melemahkan Yang organ tubuh. Yang bersifat
panas dan kering. Yang yang lemah tidak sanggup mengendalikan Yin yang
bersifat dingin dan lembab. Manifestasi klinis tergantung dari organ
yang terserang. Beberapa diantaranya yaitu wajah pucat, bibir dan lidah
pucat, tidak haus, keringat dingin muncul secara spontan, pusing, nafsu
makan berkurang, lesu, lemah, badan dingin, takut dingin, urine jernih,
feses lembek, impotensi, menstruasi tidak teratur, edema, lidah pucat
dengan lapisan putih, nadi lemah.
Sindrom Kekurangan Darah
Sindrom ini ditandai oleh kekurangan darah, pada umumnya disebabkan oleh penyakit kronis, kelemahan Qi-limpa dan perdarahan.
Manifestasi klinis tergantung dari organ yang tersangkut. Beberapa yang
sering madalah muka pucat ( tidak cemerlang ), pusing, pening,palpitasi,
insomnia, badan lemas, kelelahan, menstruasi lemah, lidah pucat dengan
lapisan putih, dan nadi lemah.
Sejak jutaan tahun yang lalu lebah telah menghasilkan madu. Satu-satunya
alasan mengapa binatang yang melakukan segala perhitungan secara
terinci ini memproduksi madu secara berlebihan adalah agar manusia dapat
memperoleh manfaat dari madu yang mengandung “obat bagi manusia”
tersebut. Allah menyatakan tugas lebah ini dalam Al-Qur’an,
“kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah
jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke
luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat
obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan” (QS. An Nahl: 69)
Jelaslah bahwa madu, yang diproduksi jauh melebihi jumlah kebutuhan
lebah (sepuluh kali lebih banyak dari yang mereka butuhkan), dibuat
untuk kepentingan manusia. Dan telah jelas pula bahwa lebah tidak dapat
melakukan tugas-tugas yang sedemikian sulit “dengan sendirinya”. Dan
semoga kita dapat berguru pada lebah.
Ingat pula bahwa Rasulullah telah bersabda, “Kesembuhan itu terdapat
pada tiga hal, yakni minum madu, sayatan alat bekam, dan kay dengan api.
Sesungguhnya aku melarang umatku dari kay.” (Shohihul Bukhori,
Ath-Thibb, Juz I)
Dan telah terbukti madu itu dapat memperkuat sistem imun pada manusia.
Dan sistem imun itu dapat membuat manusia tidak rentan terhadap
penyakit, atau jika seseorang sudah terserang penyakit maka sistem imun
itu akan menjadi penangkal yang tangguh untuk menyembuhkannya. Jadi sama
sekali tidak ada yang salah dengan kalimat : “di dalamnya terdapat obat
yang menyembuhkan bagi manusia”
Sementara itu, sepertinya mereka itu tidak berkaca pada Kitab Suci
mereka, dimana terdapat ucapan yang lebih aneh lagi, yang mengatakan:
Markus 16: 16-18
(16) Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
(17) Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka
akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam
bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,
(18) mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut,
mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas
orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”
Apakah ada yang dapat membuktikan hal tersebut? Apa benar hanya cukup
dengan percaya pada Yesus maka orang tidak akan mati walaupun digigit
ular atau minum racun. Faktanya para Pendeta bahkan Paus sendiri tidak
akan berani membuktikan iman dengan memegang ular dan meminum racun.
Begitu juga dengan meletakkan tangan diatas orang sakit lalu penyakitnya
akan sembuh? Apabila benar seperti itu, maka manusia tentunya tidak
butuh lagi penanganan dokter, obat-obatan ataupun operasi.
Wallahu’alam bishshowab