Facebook dan beberapa sosial media sudah menjadi kebutuhan pokok bagi
sebagian orang. Bagi mereka sehari saja tidak membuka facebook
seakan-akan ada yang kurang sekali dalam kehidupan. Alhamdulillah jika
bijak, maka facebook dan media sosial bisa sangat bermanfaat bagi agama
dan masyarakat.
Berikut 10 fitnah dan ujian agama yang sering terjadi bagi pengguna facebook:
1.Fitnah lawan jenis
Di facebook dan dunia maya orang-orang bebas berinteraksi dan
bermuamalah. Bagi mereka yang peduli dengan batasan syariat maka mereka
akan patuh dengan aturan syariat yaitu membatasi dan meminimalkan
interaksi lawan jenis yang bukan mahram, berinteraksi jika ada keperluan
yang mendesak saja. Nah di dunia nyata mungkin mereka akan malu dan
tidak berani akan tetapi di dunia maya lebih mudah dan tersembunyi.
Fitnah tersebut bisa jadi virus merah jambu, panah cinta dan khamer
asmara yang bisa membuat mengganggu pikiran dan agam seseorang. Fitnah
yang lainnya lagi berupa perselingkuhan yang berujung perceraian dan
kerusakan rumah tangga, belum lagi kita dengar berita seorang wanita
yang diperkosa oleh teman facebooknya setelah janjian bertemu, dan
berbagai kasus lainya.
Yang berkata mengenai bahaya fitnah lawan jenis bukan siapa-siapa tetapi
Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam yang berkata, beliau bersabda,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا تَرَكْتُ بَعْدِى فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki yaitu (fitnah) wanita.”
Wanitapun demikian, ia saudara kandung laki-laki memiliki perasaan yang
sama, memiliki kebutuhan yang sama, lebih-lebih ditambah buaian pujian
dan janji angan-angan dari laki-laki.
Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إنما النساء شقائق الرجال
“Sesungguhnya wanita itu saudara kandung laki-laki.”
2.Fitnah gambar dan pandangan
Di facebok dan dunia maya, gambar-gambar begitu mudahnya didapati dan
terlihat. Pandangan yang bisa memacu syahwat dan melemahkan hati dan
iman. Misalnya di facebook ada gambar-gambar para wanita atau akhwat
yang memajang foto mereka (entah asli atau sudah diedit), bagi laki-laki
yang saat itu imannya tidak kuat, mereka bisa saja menikmati gambar
tersebut, bagi yang sudah mempunyai istri maka mereka akan
membanding-bandingkan sehingga tidak qanaah dan bersyukur dengan apa
yang ada pada istri mereka bahkan rasa sayang bisa berubah menjadi sikap
kasar.
Belum lagi gambar-gambat iklan di samping kanan facebook yang gambar dan
judulnya membuat laki-laki tergoda untuk membukanya dan memang hal itu
disengaja agar meningkatkan kunjungan ke situs mereka.
Bahaya pandangan yang haram sudah diingatkan oleh syariat dan memang
jika terkena hanya kenikmataan sesaat yang berujung penyesalan dan
ketidaktenangan hati bagi mereka yang berjiwa hanif.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Ali,
يَا عَلِىُّ لاَ تُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ فَإِنَّ لَكَ الأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الآخِرَةُ
“Wahai `Ali, Janganlah kamu ikuti pandangan (pertama) itu dengan
pandangan (berikutnya). Pandangan (pertama) itu boleh buat kamu, tapi
tidak dengan pandangan selanjutnya.”
Beliau juga bersabda,
النظر إلى محاسن المرأة سهم من سهام إبليس مسموم, فمن صرف بصره عنها رزقه الله تعالى عبادة يجد حلاوتها
“Memandang kecantikan seorang wanita adalah panah beracun dari
panah-panah iblis. Maka barangsiapa yang memalingkan pandangan darinya,
maka Allah akan memberikan di dalam hatinya sebuah kelezatan sampai
pada hari Kiamat.”
3.Tidak amanah ilmiah
Alahmdulillah facebook dan media sosial lainnya di menjadi sarana
berlomba-lomba menyebarkan kebaikan. Ada yang sering share status
nasehat dan share note. Akan tetapi terkadang amanat ilmiah kurang
diperhatikan dalam hal ini. Ada yang sering atau bahkan setiap hari
membuat note tentang agama dengan cara copy-paste akan tetapi ia tidak
mencantumkan sumbernya, atau ia sekedar komentar sedikit kemudian
menisbatkan tulisan tersebut pada dirinya.
Hal ini bisa kita ketahui ketika ada seseorang yang kecewa ketika
tulisan yang ia susun kemudian di posting dalam bentuk note oleh orang
lain, kemudian yang membuat note mengaku bahwa ini adalah karyanya.
Setelah ditelusuri dan dilacak, caranya dengan memblok satu paragraf
tulisan yang ia contek kemudiankita paste di mesin pencari misalnya
google. Maka akan keluar bahwa note yang ia buat tiap hari bersumber
dari situs dan blog tertentu.
Ini adalah fitnah dalam agama, ujian yang lebih parah dari orang yang
ingin dipuji manusia, riya’ dan sombong dengan ilmu agamanya, akan
tetapi orang seperti ini –wal’iyadzu billah- ingin dipuji dan riya’
bukan karena ilmunya akan tetapi dengan membohongi.
Orang yang berilmu agama karena ingin dipuji manusia hukumannya keras di
akhirat dan termasuk orang yang paling pertama diadili kemudian
dicampakkan dalam api neraka.
Dari Abi Hurairah Radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ يَقُوْلُ : إِنَّ اَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى
يَوْمَ الْقِيَامَةِ …وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأََ
اْلقُرْآنَ فَأُُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَعَهَا, قَالَ:
فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ
وَقَرَأْتُ فِيْكَ اْلقُرْآنَ, قَالَ:كَذَبْتَ, وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ
الْعِلْمَ لِيُقَالَ: عَالِمٌ وَقَرَأْتَ اْلقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ
قَارِىءٌٌ ، فَقَدْ قِيْلَ ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ
حَتَّى اُلْقِيَ فيِ النَّارِ,
“Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang
yang mati syahid di jalan Allah… Berikutnya orang (yang diadili) adalah
seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al Qur`an.
Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya,
maka ia pun mengakuinya. Kemudian Allah menanyakannya: ‘Amal apakah yang
telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?’ Ia menjawab:
‘Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya, serta aku membaca al Qur`an
hanyalah karena engkau.‘ Allah berkata : ‘Engkau dusta! Engkau menuntut
ilmu agar dikatakan seorang ‘alim (yang berilmu) dan engkau membaca al
Qur`an supaya dikatakan (sebagai) seorang qari’ (pembaca al Qur`an yang
baik). Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian
diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya
ke dalam neraka. “
Jika mereka yang berilmu karena ingin dipuji saja seperti ini apalagi
yang mengaku-ngaku berilmu membohongi dengan modal copy-paste tulisan
orang lain?
4.Fenomena “Mendadak ustadz” dan “ustadz google”
Awalnya mungkin bisa jadi niatnya tulus dan ikhlas ingin meyebarkan ilmu
agam lewat facebook dan media sosial. Akhirnya beberapa orang awam
menilai ia adalah seorang yang berilmu dan seorang ustadz yang bisa
menjadi rujukan masalah agama. Padahal beberapa tulisan dan status yang
ia buat awalnya copy-paste. Ia tidak belajar ilmu ushul dan tidak
mempunyai dasar ilmu agama yang kuat. Akan tetapi gelar “ustadz” yang
disematkan pada dirinya serta pujian orang awam membuat ia lupa dan
terfitnahlah agamanya.
“jazakallahu khair atas ilmunya ustadz”
“syukron ustadz”
“sangat bermanfaat ustadz”
Itulah komentar-komentar berupa pujian yang bisa menjadi fitnah bagi
ririnya. Sehingga jika ada yang bertanya pada ia –dengan keterbatasan
ilmunya- ia gengsi menjawab “tidak tahu”. Akan tetapi ia mencari
jawabnanya di mesin pencari seperti google, kemudian baru ia berfatwa.
Padahal jelas belum tentu rujukan yang ia dapat benar, belum tentu
kesimpulan yang ia ambil benar dan belum tentu ia tahu ternyata ada
pendapat lain dalam masalah tersebut.
Semoga kita dilindungi dari hal ini. Karena hal ini termasuk
berkata-kata atas nama Allah tanpa Ilmu yang merupakan dosa terbesar
bahkan dosanya di atas kesyirikan.
Allah Subhana wa Ta’ala berfirman,
قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا
بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا
بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى
اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
“Katakanlah, “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang
nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak
manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah
dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan
(mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu
ketahui”. (Al A’raf [7] : 33)
5.Debat kusir masalah agama
Ini juga sering terjadi di dunia maya bagi mereka yang kurang berilmu
dan kurang imannya. Berdebat baik masalah agama atau masalah dunia.
Dunia maya adalah wadah yang aman
bagi mereka yang berjiwa kerdil dan pengecut. Tekadang juga debat
disertai kata-kata kasar dan tidak layak bahkan bisa sampai memvonis
bid’ah dan sesat bahkan kafir. Hal ini membuang-buang waktu dan tidak
bermanfaat apalagi lawan debatnya adalah orang yang bodoh, maka
bagaimanapun ia akan kalah dan tidak ada jalan keluar.
Sebaiknya hal ini dihindari dan langsung menutup diri atau keluar jika
ada yang mulai mengajak. Karena sebagai seorang muslim niat kita adalah
menasehati dengan cara yang baik. Jika diterima Alhamdulillah, jika
tidak diterima maka ia masih saudara kita seagama yang berhak
mendapatkan hak-hak persaudaraan bukan langsung dianggap musuh dan tiada
ampun.
Hal ini sudah peringatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
مَا ضَلَّ قَوْمٌ بَعْدَ هُدًى كَانُوْا عَلَيْهِ إِلاَّ أُوْتُوْا الْجَدَلَ، ثُمَّ قَرَأَ : مَا ضَرَبُوْهُ لَكَ إِلاَّ جَدَلاً
“Tidaklah sebuah kaum menjadi sesat setelah mereka dulunya berada di
atas hidayah kecuali yang suka berdebat, kemudian beliau membaca (ayat)
“Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan
maksud membantah saja””
Imam Asy-Syafi rahimahullah berkata,
الْمِرَاءُ فِي الْعِلْمِ يُقَسِّي الْقُلُوبَ وَيُوَرِّثُ الضَّغَائِنَ .
“Berdebat dalam ilmu akan membuat keras hati dan mewariskan dendam.”
6.Kecanduan facebook dan membuang-buang waktu
Mungkin gambaran kecanduannya seperti ini:
-Setelah sholat subuh langsung buka laptop kemudian login, membuka-buka
status yang sudah di update tadi malam (padahal statusnya kurang
bermanfaat, sekedar curhat atau main-main)
-Kemudian di tempat kerja, ada waktu istirahat sedikit, langsung buka
facebook, update status saat kerja, terkadang status mengeluh dengan
pekerjaan, membicarakan atasan, membicarakan hal-hal yang kurang penting
-sore hari setelah istirahat juga langsung buka facebook lagi,
mencari-cari berita terbaru dari link-link yang ada, awalnya berniat
membuka link-link bermanfaat, akan tetapi ada juga yang friend yang
menaruh link kurang bermanfaat, rasa penasaran muncul akhirnya sibuk
dengan hal yang kurang bermanfaat. Atau akhirnya terlalu sibuk mengikuti
perkembangan politik dan artis. “kasus ini, kasus itu, skandal ini,
skandal itu”. Boleh sekedar tahu tetapi terkadang kita terjerumus rasa
penasaran akhirnya terlalu mengikuti dan lalai. Padahal jika mendengar
kasus-kasus tersebut kebanyakan kita sakit hati dengan kasus-kasus
korupsi, ketidakadilan hukum dan kriminalitas yang telalu bebas
disiarkan.
-magribnya juga terkadang ada saja yang buka update status
-kemudian ba’da isya menjelang tidur, buka facebook lagi, mencurahkan
uneg-uneg, kejadian dan pengalaman selama sehari, terkadang status yang
bisa menghapus pahala kita karena riya’, seperti kita sudah melakukan
ibadah ini dan itu, baru selsai buka puasa sunnah dan lain-lainnya.
Jika seperti ini, kapan kita menuntut ilmu, berdakwah, waktu untuk
keluarga, bersosialisasi dengan masyarakat dan beramal. Memang berniat
menuntut ilmu di dunia maya, tetapi menuntut ilmu di dunia nyata
waktunya harus lebih banyak, jelas berbeda keutamaannya menghadiri
majelis ilmu. Memang berniat berdakwah d idunia maya, tetapi berdakwah d
idunia nyata porsinya harus lebih besar, kepada orang tua, kerabat dan
lain-lain.
Hal ini buang-buang waktu, padahal waktu sangat berharga.
Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam bersabda,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ
“Dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh sebagian besar manusia yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu luang”.
Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata,
ﻣﺎ ﻧﺪﻣﺖ ﻋﻠﻰ ﺷﻲﺀ ﻧﺪﻣﻲ ﻋﻠﻰ ﻳﻮﻡ ﻏﺮﺑﺖ ﴰﺴﻪ ﻧﻘﺺ ﻓﻴﻪ ﺃﺟﻠﻲ ﻭﱂ ﻳﺰﺩ ﻓﻴﻪ ﻋﻤﻠﻲ.
“Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, ajalku berkurang, namun amalanku tidak bertambah.”
Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata,
أدركت أقواما كان أحدهم أشح على عمره منه على درهمه
“aku menjumpai beberapa kaum, salah satu dari mereka lebih pelit terhadap umurnya (waktunya) dari pada dirham (harta) mereka”
7. Masbuk (ketinggalan shalat berjamaah) sibuk facebook
Inilah fitnah facebook, keasyikan bermain-main dan ngobrol atau membuka
berbaik link membuat lupa dan lalai untuk shalat, sering menunda shalat
berjamaah di masjid padahal adzan bahkan iqamat telah dikumandangakn.
Begitu besar godaan setan untuk menggoda, padahal shalat adalah tiang
agama dan amalan yang pertama kali dihisab, jika baik maka baiklah
seluruh amalnya dan sebaliknya. begitu besar juga keutamaan bersegera ke
masjid.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِى النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ ثُمَّ
لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا وَلَوْ
يَعْلَمُونَ مَا فِى التَّهْجِيرِ لاَسْتَبَقُوا إِلَيْهِ
“Jikalau orang-orang mengetahui apa yang ada di dalam mengumandangkan
adzan dan shaf pertama (berupa pahala), kemudian mereka tidak
mendapatkan (orang yang berhak atas itu) kecuali mereka berundi atasnya,
maka niscaya mereka berundi, dan jikalau mereka mengetahui apa yang ada
di dalam bersegera pergi ke masjid (berupa pahala), maka mereka niscaya
akan berlomba-lomba kepadanya”
Dan lihat juga teladan ulama kita,
Waki’ bin Al-Jarrah rahimahullahu Berkata,
قَالَ وَكِيْعُ بنُ الجَرَّاحِ: كَانَ الأَعْمَشُ قَرِيْباً مِنْ سَبْعِيْنَ سَنَةً لَمْ تَفُتْهُ التَّكْبِيْرَةُ الأُوْلَى.
“Al-A’masy ketika mendekati umur 70 tahun namun tidak pernah tertinggal takbir pertama [takbiratul ihram shalat berjamaah].”
Muhammad bin Sama’ah rahimahullahu berkata,
عن محمد بن سماعه قال مكثت أربعين سنة لم تفتني التكبيرة الأولى إلا يوما
واحدا ماتت فيه أمي ففاتتني صلاة واحدة في جماعة فقمت فصليت خمسا وعشرين
صلاة أريد بذلك التضعيف
“Saya tinggal selama 40 tahun tidak pernah luput dari takbir pertama
melainkan satu hari saja yaitu hari ketika Ibuku meninggal maka luput
dari saya satu shalat berjamaah, kemudian saya shalat sebanyak 25 kali
karena menginginkan dilipatgandakan [pahala]…”
8.Ajang Cari jodoh dan ta’aruf yang tidak syar’i
Dunia maya adalah jalan yang paling aman bagi mereka yang mencari jodoh
tidak pada jalurnya yang tepat. Atau dimanfaatkan bagi mereka yang
sekedar ingin bermain “bara api cinta” padahal tidak ada tujuan menikah.
Jadilah pacaran berkedok ta’aruf atau TTM (Ta’aruf Tapi Mesra). Dunia
maya bukan tempat yang bagus untuk mencari jodoh karena pribadi, sikap
dan ilmu agamanya belum tentu nyata dan sama di dunia yang sebenarnya.
9.Sering update status nasehat tetapi tidak berusaha dilaksanakan
Sebagian ada orang yang sering membagikan nasehat dan status ilmu agama,
baik dari dirinya atau share dari status orang lain. Akan tetapi ia
tidak berusaha melakukan nasehat tersebut, bahkan ia yang melakukan
berbagai larangan dalam nasehat tersebut. Sudah banyak sekali nasehat
yang ia nasehatkan kepada orang lain akan tetapi ia lupa dengan dirinya
sendiri.
Semoga Allah melindungi kita dari hal seperti ini. Karena hal ini ancamannya besar dan keras.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ
كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang
tidak kamu kerjakan. Hal (itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu
mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (Ash-Shaff: 3)
10.Malas dan lalai menuntut ilmu agama di majelis ilmu dunia nyata
Banyaknya sarana untuk mendapatkan ilmu di dunia maya membuat orang
merasa cukup. Banyak tulisan-tulisan di web dan blog, tinggal mencari
kata kunci maka yang ingin dicari akan didapatkan. Begitu juga dengan
link-link kajian dan rekaman kajian membuat orang merasa malas dan
mencukupkan diri dengan menuntut ilmu agama di dunia maya.
Padahal menunutu ilmu agama total di dunia maya berbahaya bagi mereka
yang pemula dan tidak punya dasar ilmu agama yang baik dan benar.
Kemudian berbagai macam keutamaan menghadiri majelis ilmu langsung,
bertemu dengan teman yang shalih dan shalihah atau melihat akhlak ustadz
atau guru. Maka ini tidak kita dapati di dunia maya.