SURAT Kabar The New York Times telah menerbitkan sebuah laporan pada
hari Selasa (12/2) tentang penelitian yang dilakukan oleh NASA dan
Universitas California. Kedua lembaga ini telah meneliti sistem sungai
di Timur Tengah.
“Para ilmuwan menemukan selama tujuh tahun terakhir sejak tahun 2003, debit air sepanjang sungai Tigris dan Eufrat dari mulai Turki, Suriah, Irak dan Iran, telah kehilangan sebanyak 144 juta kilometer kubik, artinya sungai ini semakin mengering,” ujar
“Para ilmuwan menemukan selama tujuh tahun terakhir sejak tahun 2003, debit air sepanjang sungai Tigris dan Eufrat dari mulai Turki, Suriah, Irak dan Iran, telah kehilangan sebanyak 144 juta kilometer kubik, artinya sungai ini semakin mengering,” ujar
Para peneliti mengatakan sekitar 60 persen dari kerugian air ini adalah akibat “pompa air yang terus menghisap air tanah.”
Jay Famiglietti, peneliti utama studi dan ahli hidrologi dan Profesor Irvine Universitas California, mengatakan bahwa tingkat penurunan intensif terjadi setelah kekeringan pada tahun 2007.
“Tingkat pengurangan ini semakin mencolok setelah bencana kekeringan tahun 2007. Sementara itu, permintaan air tawar terus meningkat, dan Negara-Negara di sepanjang aliran sungai Tigris dan Eufrat tidak mengkoordinasikan pengelolaan air dengan baik, dan berlainan dengan hukum internasional tentang air.”
Menurut laporan, sekira 1,2 miliar orang terpengaruh oleh kekurangan air di seluruh dunia. [islampos]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar