Segala puji bagi Allah. Kami memuji-Nya,
meminta pertolongan-Nya, meminta ampunan-Nya dan berlindung
kepada-Nya dari kejahatan diri kami dan keburukan perbuatan kami. Barang
siapa diberi petunjuk oleh Allah, maka tak seorang pun mampu
menyesatkannya dan barang siapa disesatkan oleh Allah, maka tak seorang
pun mampu memberinya petunjuk. Saya bersaksi sesungguhnya tidak ada Ilah
yang berhak diibadahi selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan saya
bersaksi sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, semoga shalawat dan
salam senantiasa tercurahkan kepada beliau dan para shahabat.
Wa Ba’du…
Sesungguhnya Syaikh Muhammad Nashirudin Al Albani adalah
salah seorang ulama kontemporer. Tak seorangpun mengingkari keutamaan
beliau selain orang yang mendustakan atau arogan. Syaikh hafidzahullah
telah mengabdikan dirinya untuk mendalami hadits Rasulullah dan bekerja
keras untuk menyebarkan sunah, memberantas bid’ah serta menyebarkan ilmu
salaf di tengah umat. Kami berdoa semoga Allah membalas semua jasa
beliau dengan sebaik-baik balasan.
Namun Allah enggan untuk menjadikan seorang
manusia selain para rasul-Nya sebagai seorang yang maksum. Syaikh adalah
manusia juga, beliau kadang benar dan kadang salah. Orang yang
mengikuti tulisan-tulisan dan kaset-kaset syaikh tentu akan menemukan
ada juga kesalahan atau ketergelinciran di dalamnya.
Kami, Alhamdulillah, bukanlah orang-orang
yang mencari-cari ketergelinciran orang, membesar-besarkannya dan banyak
menyebut-nyebutnya. Karena itu, bukan termasuk kebiasaan kami mencari
ketergelinciran-ketergelinciran tersebut. Tetapi bila kami mendapati
ketergelinciran dalam pelajaran atau pembahasan kami, kami berpaling
dari kesalahan yang kami dapatkan dan kami beramal dengan yang benar.
Barangkali kami mengingatkan kesalahan tersebut dalam sebagian majlis
kami dengan bahasa yang baik dan metode yang santun, bukan meributkan
dan menyebar luaskannya.
Dalam beberapa masa belakangan ini, saya
mendengar sebuah kaset syaikh Hafidzahullah. Saya melihat menjadi
kewajiban dari ilmu kami untuk segera mendiskusikan sebagian isi kaset
beliau dengan diskusi yang tenang, di mana Allah mengetahui bahwa saya
tidak mempunyai maksud selain menerangkan dan mencari kebenaran.
Kaset yang dimaksud berjudul “ Min Manhajil Khawarij “ (Manhaj Khawarij). Kaset ini telah direkam pada tanggal 29 Jumadil Akhirah 1416 H bertepatan dengan tanggal 23 Oktober 1995 M, dengan nomor 1/830 dari nomor berseri “ Silsilatu Al Huda wa An Nuur ”sebagaimana
disebutkan dalam kata pengantarnya. Dalam kaset ini, syaikh membahas
peristiwa yang terjadi di Mesir dan Al Jazair dan menolak sikap keluar
dari ketaatan kepada para pemimpin kaum muslimin hari ini, dan beliau
memberi fatwa dalam beberapa masalah yang berkaitan dengan hal ini.
Saudara pembaca yang budiman, tulisan yang
ada di hadapan anda ini memuat dua persoalan, barangkali keduanya adalah
persoalan terpenting yang disebutkan syaikh dalam kasetnya.
Persoalan pertama adalah
masalah keluar (melawan) penguasa kafir. Syaikh berpendapat tidak boleh
melawan penguasa hari ini sekalipun mereka jelas-jelas telah kafir.
Persoalan kedua adalah
persoalan yang berkaitan dengan mengkafirkan penguasa yang membuat dan
menetapkan undang-undang positif untuk rakyat tanpa berlandaskan kepada
(hukum) Allah dan penguasa yang mewajibkan rakyat untuk berhukum kepada
undang-undang positif. Syaikh berpendapat penguasa seperti ini tepat
untuk dikenai apa yang dikatakan oleh Ibnu Abbas, ”Kufrun duna kufrin“(kekafiran yang tidak mengeluarkan dari Islam).
Dalam tulisan ini pembaca akan menemukan
diskusi ilmiah terhadap dua persoalan ini dan penjelasan tentang
pendapat yang benar dalam kedua masalah ini. Kemudian saya lampirkan
juga beberapa halaman lain seputar tema–tema lain yang terpisah-pisah
namun masih ada kaitannya dengan dua permasalahan di atas.
Sebenarnya hal yang mendorong saya untuk
menulis tulisan ini adalah bahwa saya mendapati perbincangan seputar
permasalahan-permasalahan ini menjadi ciri umum dari pembicaraan dan
majlis syaikh. Sekiranya persoalannya sekedar sekali majlis saja di mana
syaikh mengutarakan pendapatnya, tentulah persoalannya remeh. Namun
kami mendapati syaikh selama bertahun-tahun telah berbicara seputar dua
permasalahan di atas dengan menuduh orang-orang yang tidak sependapat
dengan beliau sebagai orang-orang bodoh dan tergesa-gesa, dengan memakai
ungkapan-ungkapan pedas dan kasar. Sebaliknya kami tidak mendapati
ungkapan yang pedas dan kasar ini beliau tujukan kepada pihak yang lain,
yaitu para penguasa sekuler yang merupakan faktor terbesar terjadinya
bencana dalam diri umat ini dengan kejahatan mereka menjauhkan umat ini
dari kitab Rabbnya dan sunah Nabinya Shallalahu ‘alaihi Wa Salam, dan
kejahatan mereka memaksa umat ini untuk berjalan sesuai keinginan Barat
yang kafir dan ridha dengan program-program Yahudi dan Nasrani.
Telah kami lihat di antara pengaruh dari
metode syaikh ini, banyak pemuda-pemuda yang mengikuti syaikh dan metode
beliau, melihat para penguasa sekuler yang merubah syariat
Allah sebagai ulil amri (penguasa) yang wajib kita dengar dan kita
taati dan bahwa keluar dari ketaatan kepada mereka layaknya keluar dari
penguasa-penguasa umat Islam masa awal dahulu. Sebaliknya, kami melihat
mereka melihat saudara-saudara mereka yang memusuhi penguasa tadi
layaknya Khawarij ahli bid’ah, tidak layak disikapi
selain dengancelaan dan cercaan, bahkan barangkali sebagian berpendapat
lebih jauh lagi dengan meminta penguasa memusuhi mereka dan lain
sebagainya.
Berangkat dari sini, saya memberanikan diri
untuk menulis lembaran-lembaran ini meskipun harus melewati kesulitan
yang berat, karena saya tak pernah sekalipun menginginkan mengambil
sikap membantah atau menentang syaikh Nashirudin, namun
kebenaran yang diajarkan oleh Dien kami menyatakan kebenaran lebih kami
cintai melebihi para ulama dan masayikh kami serta seluruh umat manusia.
Dalam kesempatan ini saya ingin menerangkan bahwa ketika kami berbeda pendapat dengan syaikh dalam sebagian persoalan ilmiah,
kami berlepas diri kepada Allah Ta’ala dari orang-orang yang memusuhi
syaikh dan membenci beliau disebabkan beliau berpegang teguh dengan As
Sunah dan membela aqidah yang benar. Kami memohon kepada Allah semoga
perbedaan kami dengan beliau tetap berada dalam koridor ahlu sunah wal jama’ah, ahlul haq wal ‘adl, mereka
adalah orang-orang yang berjalan di atas jalan Rasulullah dan para
shahabatnya. Semoga Allah tidak menjadikan dalam hati kami kebencian
kepada orang-orang mukmin. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang. Dan
sebagai penutup dari pembicaraan kami, “Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.”
Abu Isra’ Al Asyuthi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar