Pembantaian di Mesir terhadap pendukung legitimasi Mursi yang semakin
massif menguak banyak hal yang selama ini seolah samar dan tersembunyi.
Salah satunya adalah menguak kedok atau topeng yang menutupi wajah para
pemimpin dan tokoh-tokoh kita. Wajah asli mereka akhirnya terhidang
tanpa ada yang bisa disembunyikan lagi. Kedok mereka terlepas
menunjukkan siapa sesungguhnya mereka. Terlepasnya kedok mereka seiring
dengan keluarnya lontaran pernyataan dari mulut mereka terhadap kondisi
Mesir. Kata orang bijak, apa yang dimuntahkan dari mulut kita adalah
cerminan sesungguhnya dari diri kita.
JOKO WIDODO
Kita mulai dari sosok yang “dipaksa” media dan lembaga survey untuk menjadi presiden: @jokowi, si Gubernur DKI Jakarta. Dalam seminar ‘Kepemimpinan Nasional’ yang dihelat oleh Mabes Polri, Jokowi berucap bahwa Mursi eksklusif sehingga ia diturunkan rakyatnya. Statement ini sangat serampangan dan menunjukkan bahwa Jokowi sama sekali tak melakukan blusukan informasi ke media alternatif. Bisa dipastikan Jokowi hanya mengandalkan pada berita media-media mainstream yang tak pernah memihak Islam. Atau bisa juga Jokowi hanya mengandalkan bisikan dari orang-orang di sekelilingnya tentang kondisi Mesir. Apapun penyebabnya, Jokowi telah membuka kedoknya sendiri bahwa ia tak bisa melihat persoalan secara utuh. Dan Jokowi adalah tipe pemimpin yang mengandalkan informasi sesat dalam menyikapi sebuah persoalan. Bahaya!!!
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Beralih ke @SBYudhoyono. Kedoknya sebagai anak emas Uncle Sam kian kentara seiring dengan dinamika yang terjadi di Mesir.
JOKO WIDODO
Kita mulai dari sosok yang “dipaksa” media dan lembaga survey untuk menjadi presiden: @jokowi, si Gubernur DKI Jakarta. Dalam seminar ‘Kepemimpinan Nasional’ yang dihelat oleh Mabes Polri, Jokowi berucap bahwa Mursi eksklusif sehingga ia diturunkan rakyatnya. Statement ini sangat serampangan dan menunjukkan bahwa Jokowi sama sekali tak melakukan blusukan informasi ke media alternatif. Bisa dipastikan Jokowi hanya mengandalkan pada berita media-media mainstream yang tak pernah memihak Islam. Atau bisa juga Jokowi hanya mengandalkan bisikan dari orang-orang di sekelilingnya tentang kondisi Mesir. Apapun penyebabnya, Jokowi telah membuka kedoknya sendiri bahwa ia tak bisa melihat persoalan secara utuh. Dan Jokowi adalah tipe pemimpin yang mengandalkan informasi sesat dalam menyikapi sebuah persoalan. Bahaya!!!
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Beralih ke @SBYudhoyono. Kedoknya sebagai anak emas Uncle Sam kian kentara seiring dengan dinamika yang terjadi di Mesir.
KOMARUDIN HIDAYAT
Sekarang ke seorang tokoh yang menjadi Rektor UIN Jakarta. Dia memilih tak berkomentar tentang Mesir karena beralasan tak tahu info sebenarnya. Ini tweet @komar_hidayat, “Soal Mesir tanyakan yang lebih ahli dan kaya data dari hari ke hari. Saya tak mau menduga-duga apa yang sesungguhnya...” @komar_hidayat ngeles dengan argumen yang tak masuk akal. Tak sulit menemukan fakta sesungguhnya tentang Mesir.
ULIL AB & ZUHAIRI MISRAWI
Bagaimana dengan gembong2 JIL: @ulil @zuhairimisrawi dan lainnya? Tanpa peristiwa Mesir pun kedok mereka sudah terkuak. Kita tunggu apa reaksi @komar_hidayat kalau ada aksi yang libatkan FPI, Ahmadiyah, Syiah, dan lain-lain. Apakah argumen serupa dia ucapkan juga?
YUSRIL IHZA MAHENDRA
Pembantaian di Mesir hanya mengaskan posisi @ulil @zuhairimisrawi dan lainnya bahwa mereka antek-antek Barat yang cinta fulus. Bandingkan @SBYudhoyono @komar_hidayat @zuhairimisrawi @ulil, Jokowi dengan @Yusrilihza_Mhd. Mesir di analisa objektif oleh @Yusrilihza_Mhd. Dalam kultwitnya, @Yusrilihza_Mhd mampu menjelaskan kudeta militer dengan jernih, menyeluruh dan objektif.
Pada akhirnya, Mesir membuat kita menjadi tahu: mana orang yang bisa membedakan kudeta dan bukan kudeta; demokrasi dan anti demokrasi. Mereka yang komentar asal bunyi, membisu atau membela kudeta adalah sosok yang dengan keji meracuni otak sendiri dan orang lain. Tak ada bedanya dengan aksi tentara Mesir yang menembaki pendukung legitimasi. Bedanya: tentara dengan senjata, mereka dengan kata-kata.
Kultwit Oleh: @Erwyn2000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar