Minggu, 18 Agustus 2013

Kaum Muslimin Poso: “Aku Tertindas Di Negara Mayoritas”


Kaum Muslimin Poso: “Aku Tertindas Di Negara Mayoritas”
Mushab untuk Al-Mustaqbal.net
POSO, INDONESIA – Jangan pernah tanyakan lagi ,”mengapa Umat Islam yang disebut teroris?”. Pertanyaan itu sudah tidak perlu diulangi lagi. Karena  pemerintah negeri ini pun memutar otaknya untuk mencari seribu alasan agar tindakan mereka di Poso tidak terkesan memerangi Islam.
Ketika kita tanyakan kepada Dunia Internasional,”negara mana yang mayoritas Islam terbesar di dunia?”, negara-negara di Dunia itu pasti mengatakan,”Indonesia”. Namun, ternyata kaum muslimin Indonesia menjadi kaum yang terlihat minoritas ditengah julukan mayoritas.
Ternyata sandang mayoritas tidak menjamin kaum muslimin merasa benar-benar menjadi seorang Muslim yang bebas menjalankan perintah agamanya, yang dengan leluasa menjalankan perintah tuhannya, yang dengan aman menjalankan isi kitab sucinya. Bisa kita bayangkan bagaimana jika kaum muslimin Indonesia itu minoritas?
Keadaan yang mayoritas hanya dimanfaatkan oleh para Munafiqin untuk menggiring kaum Muslimin ke lembah kesyirikan Demokrasi. Lalu mereka mengatakan,”demokrasi itu final, tidak ada sistem yang lebih baik dibanding sistem Demokrasi.” Sungguh ini perkataan kesyirikan, namun dengan bangga mereka masih mengaku Islam.
Ketika Umat Islam dibodohi dengan proyek “pemberantasan terorisme”  dimana Densus 88 mengejar terduga “teroris” dengan beringasnya, mereka cari walaupun sampai ke “lubang semut”. Namun ketika ada kasus korupsi,  ibarat mencari gajah yang tidak terlihat di depan mata. Sungguh ini permainan yang licik ketika kita lengah memperhatikannya.
Kita lihat saudara-saudara kita di Poso dan masih belum hilang dari ingatan kita bahwa ketika Kepolisian RI memasukkan orang-orang luar non-Poso untuk membantai Ummat Islam di Poso atas arahan Orang Kristen, dimana mereka masih sangat memiliki trauma yang mendalam atas Tragedi Pembantaian Ummat Islam oleh orang-orang kristen di Pondok Pesantren Wali Songo, Kilo 9, Buyung Katedo, dan di kota lain. Dan itu terjadi pada Malam Lebaran 2006, 11 Januari 2007 dan 22 Januari 2007.
Lalu kemana pemerintah negeri ini? Mengapa mereka menutup mata? Atau apakah mereka itu orang zindik yang mengaku Islam namun pada dasarnya mereka membenci Islam?
Dan belum lama ini di hari Sabtu (03/11/12), kejadian pembantaian itu terulang kembali, maka dengan berbondong-bondong Seluruh Kaum Muslimin di Poso Kota dan sekitarnya bahu-membahu memberikan perlawanan dan pembelaan terhadap saudaranya yang telah dibantai hari ini, dan memang terbukti di lapangan bahwa mereka yang turun di jalan-jalan dan memberikan perlawan kepada Kepolisian itu tidak hanya mereka yang sering orang mengatainya sebagai “Teroris” saja, tapi juga masyarakat pada umumnya, para pemabuk, preman-preman pasar, anak-anak sekolah, ibu-ibu, hingga anak-anak kecil.
Melihat Poso ibarat kita melihat Gaza di Palestina, dimana masyarakat ikut berperang sampai anak kecil pun mereka berlatih perang-perangan dan mengatakan,”cita-citaku ingin jadi teroris.” Begitu pun Ibu-ibu yang tidak mau ketinggalan amal jihad ini, mereka mempersiapkan logistik untuk masyarakat yang melawan kepolisian.
Wahai Umat Islam, Bukalah Mata Kalian Dan Sambut Akhir Zaman Yang Penuh Fitnah Ini
Jika memang sandang “teroris” itu hanya ditujukan kepada Umat Islam saja, maka jangan menangis dan jangan pula bersedih hati. Sambut masa depan Islam dengan tegar diatas Tauhid. Katakan kepada mereka yang membencimu,”cukup Allah yang menjadi penolongku, walaupun kalian berkumpul untuk membunuhku”
Hapus air mata kalian dan jangan terlihat cengeng di hadapan orang-orang Munafik itu. Kalian adalah sebaik-baik Umat yang telah Allah pilih, maka tersenyum lah. Sungguh pertolongan Allah telah dekat. Darah kaum muslimin Poso adalah darah kalian, anak-anak mereka adalah anak-anak kalian, ketika kalian tidak bisa berbuat apa-apa untuk mereka, maka do’akan mereka dengan hati yang tulus agar Allah menurunkan pertolongan-Nya.
Dan ingatlah pesan Rosululloh Sholallohu Alaihi wa Sallam dalam sebuah Hadits, dari Tsauban r.a. Maula (mantan hamba sahaya) Rasulullah Saw, dari Rasulullah Saw. Hadits itu berbunyi sebagai berikut:
“Dari Tsauban ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Suatu masa nanti, bangsa-bangsa akan memperebutkan kalian seperti orang-orang yang sedang makan yang memperebutkan makanan di atas nampan”. Kemudian ada sahabat yang bertanya: “Apakah saat itu kita (kaum Muslimin) berjumlah sedikit [sehingga bisa mengalami kondisi seperti itu]?”. Rasulullah Saw menjawab: “Sebaliknya, jumlah kalian saat itu banyak, namun kalian hanyalah bak buih di atas air bah [yang dengan mudah dihanyutkan ke sana ke mari]. Dan Allah SWT akan mencabut rasa takut dari dalam diri musuh-musuh kalian terhadap kalian, sementara Dia meletakkan penyakit wahn dalam hati kalian.” Ada sahabat yang bertanya lagi: “Wahai Rasulullah Saw, apakah wahn itu?” beliau menjawab: “Cinta dunia dan takut mati.” (Sunan Abi Daud, juz 4, hal. 111, hadits no. 4297. Musnad Ahmad, juz 5, hal. 278, no. 22450)

Tidak ada komentar: