Sabtu, 06 Juli 2013

MEREKA ADALAH PARA PERUSAK DI MUKA BUMI

Sekiranya Allah Azza wa Jalla mengehendaki kabaikan dengan kembalinya DR. Mursi sebagai presiden, maka saya berharap pemerintahannya mengambil sikap dan pendapat Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu terkait dengan para tawanan perang Badar. Sebab perilaku mereka telah melampaui batas dengan melakukan tahridh atau provokasi dan penyulutan peperangan sebagaimana kata Syeikh DR. Munir Ghadhban dalam bukunya Al-Manhaj Al-Haraky Fis Sirah An-Nabawiyyah, bahwa perang Badar terjadi bukan hanya karena Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ingin mencegat kafilah dagang Qurasiy, namun karena penyulutan perang dan provokasi pihak Quraisy secara diam-diam kepada beberapa penduduk Madinah agar memerangi Nabi.
Adapun sikap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kepada penduduk Mekkah saat Fat-hu Makkah dengan mengatakan "antumut Thulaqaa", kalian
orang yang bebas, itu disebabkan karena sudah tidak ada lagi tahridh yang dilakukan oleh kuffar Quraisy sebab kekuatan mereka sudah semakin melemah. Jadi beliau lebih mengedepankan sikap pemberian maaf.

Dan dalam fikih pun sangat berbeda antara hukuman pendosa biasa dengan pendosa yang luar biasa, yaitu para penggerak, penyulut dan provokator, sebab mereka telah masuk dalam sebutan Alquran sebagai "walladziina yas'auna fil ardhi fasaadan" yaitu orang-orang yang melakukan pengrusakan di muka bumi. Jadi sangat layak kiranya bila para pimpinan gerakan tamarrud itu mendapatkan hukuman yang sesuai dan setimpal, agar tidak lagi mencari-cari kesempatan untuk menyulut peperangan. Karena ruh atau esensi memberikan hukuman dalam Islam adalah agar para pendosa itu jera dan menyesali perbuatannya. Wallahu A'lam.

Oleh : Fairuz Ahmad

Tidak ada komentar: