Senin, 17 Juni 2013

Seruan Imam Kosovo : Wanita yang Berhubungan Seksual Pra Nikah adalah Pelacur

Sebuah seruan oleh Imam Masjid Kosovo bagi laki-laki muslim untuk menjauhi perempuan yang telah terlibat dalam hubungan seksual pra-nikah ,  memicu respon kontroversi di provinsi mayoritas Muslim ini .

“Dalam Islam, jika seseorang menyesali kesalahan, bukankah Allah akan mengampuni itu,” kata Merita Borovci, seorang aktivis dan mahasiswa di Fakultas Studi Islam di Universitas Pristina, kepada koran SETimes.


“Tapi jika yang bersangkutan melakukan terus tanpa ada penyesalan , saya mendukung perlunya pendekatan yang berbeda terhadap hal itu, tapi tetap bukan dengan cara yang imam katakan, tapi yang jelas wanita tersebut tidak harus memiliki hak yang sama sebagai perempuan yang bermoral.

Sebuah kontroversi melanda Kosovo pekan ini setelah seorang imam menggambarkan perempuan yang berada dalam hubungan seksual sebelum pernikahan sebagai “pelacur”. Imam Irfan Salihu, mengatakan bahwa perempuan tersebut harus ditinggalkan oleh para lelaki Muslim.

Pidato tersebut mengundang kemarahan kelompok pembela hak perempuan.

“Ini adalah seruan kekerasan dalam keluarga, dan itu benar-benar tidak dapat diterima,” kata Teuta Sahatqija, ketua
organisasi Kaukus Perempuan.

Dia bersikeras bahwa perempuan tidak harus diusir dari keluarga mereka walaupun mereka menyimpang dari jalan yang benar.

Pemimpin Muslim Albania mengkritik Imam tersebut dalam menyampaikan pesan dengan cara yang kurang lembut.

“Kami tidak berpikir bahwa moralitas perempuan di Kosovo berada pada tingkat yang memerlukan komentar negatif seperti ini ,” Ahmet Sadriu, juru bicara dari komunitas Muslim, mengatakan kepada SETimes.

“Tapi tentu saja kita prihatin dengan adanya beberapa fenomena negatif yang terjadi di masyarakat, seperti narkoba dan prostitusi, yang tidak diragukan lagi adalah fakta ‘lifestyle’ yang membuat Imam Salihu menggunakan komentar tersebut.”

Masyarakat Islam mengatakan pihaknya sedang mengkaji pidato imam dan akan merespon sesuai dengan prosedur dan peraturan internal.

“Imam Salihu telah meminta maaf kepada orang-orang yang mungkin telah tersinggung oleh komentarnya,” kata Sadriu.

“Tapi niatnya untuk tidak menyakiti siapa pun, melainkan merupakan wujud kepedulian dengan ekspansi yang cepat dari beberapa fenomena negatif dalam masyarakat Kosovo.” Tambahnya. (OI.net/Dz)

Tidak ada komentar: